www.cimbniaga.co.id production

20 Mei 2024

Market Review

Tiga data utama ekonomi Amerika Serikat (AS) pada April 2024 kembali memperkuat dugaan kondisi ekonomi tahun 2024 yang tidak lagi sekuat tahun-tahun sebelumnya. Tren jangka panjang dari non-farm payrolls (NFP), pertumbuhan penjualan barang eceran dan inflasi inti di AS semakin rendah di tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023. Hal ini terjadi seiring dengan semakin tingginya tingkat suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan mengeringnya likuiditas dalam dua tahun terakhir.

Rata-rata 12 bulan data NFP menurun menjadi 234 ribu pada April 2024 dari 320 ribu pada April 2023. Rata-rata 12 bulan data pertumbuhan penjualan barang eceran di AS menurun menjadi 2,9% yoy pada April 2024 dari 6,8% yoy pada April 2023. Rata-rata 12 bulan data inflasi inti konsumen AS menurun menjadi 4,2% yoy pada April 2024 dari 5,9% yoy pada April 2023.

Batas atas dari target suku bunga The Fed naik dari 0,25% pada Februari 2022 menjadi 5,50% pada Juli 2023 dan bertahan hingga saat ini. Selain itu neraca The Fed turun dari USD 8,94 triliun dari Maret 2022 menjadi USD 7,40 triliun pada April 2024.

Rentang perdagangan USD/IDR pada pekan ini diperkirakan antara 15.800 – 16.200. Pada hari Jumat, kurs JISDOR Bank Indonesia (BI) berada pada 15.978.

Pasar Obligasi Negara Indonesia – Indikasi yield pada penutupan hari Jumat adalah 6,44% (1Y), 6,69% (3Y), 6,81% (5Y), 6,79% (10Y) dan 6,94% (20Y). Minggu lalu, yield turun rata-rata 12 bps di sepanjang kurva dengan penurunan lebih besar pada tenor 1, 3 dan 10 tahun.

Hari ini, pemerintah akan melaksanakan lelang reguler obligasi syariah dengan target IDR 10 triliun. Obligasi yang ditawarkan adalah SPNS Nov’24 dan Feb’25, PBS32 (2026), PBS30 (2028), PBS04 (2037), PBS39 (2041) dan PBS38 (2049).

Arus dana asing di pasar modal Indonesia turun banyak berdasarkan data terakhir. Kepemilikan asing pada pasar saham mengalami penurunan sebanyak IDR 1,5 triliun sedangkan indeks IHSG ditutup naik 228 poin ke posisi 7.317 antara tanggal 10 - 17 Mei 2024. Di sisi lain, kepemilikan asing pada obligasi IDR pemerintah Indonesia turun 6,3 triliun antara tanggal 10 – 15 Mei 2024.

 

Baca lebih lanjut, klik disini